Dengan alasan tidak mendapatkan taksi, Seo-jun minum bersama Geun-young didalam studio. Dengan setengah mabuk, gadis itu menceritakan perumpamaan tentang burung merpati betina yang biasanya mati lebih dulu dari yang jantan karena cintanya yang lebih besar pada pasangannya.
Melihat Geun-young tertidur karena mabuk, Seo-jun membatalkan janjinya bertemu dengan Hee-won. Dengan wajah kecewa, gadis itu meninggalkan Jae-min, menyusul ke studio, dan melihat dengan mata-kepala sendiri tatapan Seo-jun pada Geun-young yang tertidur. Berusaha menutupi kemelut dihatinya, ia menawarkan untuk mengantarkan gadis itu dan sang bos pulang.
Sebelum berangkat kerja, Jae-min dipanggil oleh sang kakek yang mengatakan telah melihat calon istri sang cucu dan meminta untuk segera menetapkan tanggal pernikahan. Keruan saja pemuda itu panik, ia langsung menarik Geun-young begitu tiba di kantor dan mengajak bicara empat mata. Obrolan mereka terhenti oleh kemunculan Seo-jun.
Tidak tega melihat Geun-young sedih, Seo-jun mengajaknya pergi untuk berbelanja beberapa barang untuk keperluan fotografi dengan alasan gadis itu cukup kuat untuk membawa barang-barang. Ketika sedang mengambil beberapa gambar, mendadak pria itu bersikap aneh dan meninggalkan Geun-young untuk mengejar seorang gadis berambut panjang.
Bertugas mengambil gambar seorang perancang busana terkenal sementara Hee-won kebagian tugas wawancara, keprofesionalan dan cita rasa seni Jae-min yang tinggi membuatnya mendapat pujian. Bahkan, si perancang yang semula memandangnya sebelah mata mulai kagum dengan asisten fotografer itu.
Baru saja sampai di studio, Geun-young mendapat telepon dari kakek Jae-min yang meminta bertemu. Sudah tentu ia panik dan langsung menghubungi Jae-min, namun pemuda itu malah memberi tanggapan tidak memuaskan sehingga dengan jengkel Geun-young mengirim SMS dan menceritakan semuanya. Sudah tentu, Jae-min panik dan langsung meninggalkan Hee-won.
Beruntung, tidak ada hal-hal aneh yang terjadi (kecuali permintaan kakek Jae-min supaya keduanya langsung menikah). Mengantarkan Geun-young pulang, sepanjang perjalanan pemuda itu memarahi Geun-young dan mengucapkan sejumlah kalimat menyakitkan. Apes baginya, ucapan itu terdengar oleh ayah Geun-young yang kebetulan berada dibelakangnya.
source:indosiar.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar