Di tempat kenalan Charlie, Hae-in merawat Joon-young dengan telaten sehingga membuat pemuda itu merasa bersalah. Keragu-raguannya membuat Charlie marah, dengan keras ia mengingatkan bahwa satu-satunya pria yang dicintai gadis itu adalah Joon-young.
Setelah membereskan barang-barangnya, Hae-in menemui Gun-woo untuk mengutarakan semuanya. Adegan itu rupanya terlihat oleh Joon-young, yang salah-sangka dan kemudian melangkah pergi dengan gontai. Rupanya, Gun-woo sudah tahu apa yang menyebabkan Hae-in ingin meninggalkannya, dan meminta supaya bisa bertemu pria saingannya.
Namun, permintaan itu ditolak Hae-in yang tidak ingin hati pria itu semakin sakit. Mendengar itu, Gun-woo ngotot bakal menunggunya sampai kapanpun. Berlari pulang, Hae-in mendapatkan kamar Joon-young sudah kosong. Pria yang dicari sendiri malah belakangan jatuh pingsan di pinggir jalan, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Rupanya luka Joon-young sangat parah, ginjalnya terluka hingga harus dioperasi. Hae-in yang datang belakangan hanya bisa termangu mendengar kabar itu, apalagi Hwa-jung yang ada disana menyebut semua adalah kesalahan gadis itu yang menyebabkan hidup Joon-young menderita. Saat berdoa, ia berjanji bakal meninggalkan pemuda itu asalkan operasi berjalan sukses.
Taktik licik Hwa-jung tidak hanya sampai disitu, ia menghubungi Gun-woo dan memberitahu kalau Joon-kyu terbaring di rumah sakit. Keruan saja pria itu bergegas kesana dan saat membuka pintu kamar, ia kaget melihat Hae-in ada disana. Lebih terkejut lagi, ia mendengar gadis itu memanggil nama pria itu dengan Joon-young.
Rupanya, Hae-in memutuskan untuk kembali ke sisi Gun-woo demi menebus semua kesalahannya. Pria itu sendiri akhirnya setuju kembali ke perusahaan ayahnya Jun-il, dengan syarat dirinya diijinkan menikahi Hae-in. Saat keduanya muncul di rumah sakit, Joonp-young begitu terpukul mendengar semuanya.
Begitu keluar dari rumah sakit, Joon-young meminta waktu bertemu Hae-in, dan menyebut bahwa hanya melihat wajah gadis itu telah membuat dirinya puas. Kembali bekerja dengan Gun-woo, ia merasa bahwa sahabatnya tersebut mulai bersikap aneh tanpa sadar kalau Gun-woo telah mengetahui identitas sebenarnya.
Keesokan harinya, Gun-woo sengaja membuat Joon-kyu menunggu lama sampai bisa bertemu dengannya. Jawaban dari semua misteri perubahan sikapnya tersebut akhirnya terbongkar diatas atap sebuah gedung ketika Gun-woo memanggilnya dengan nama Joon-young.
Dengan nada keras, pria itu meminta sahabat yang telah menjadi rivalnya itu untuk datang ke pesta
pertunangan keesokan harinya, sebelum kemudian menghilang dan tidak mengganggu lagi. Bisa dibayangkan bagaimana perihnya hati Joon-young, yang harus membawakan lagu di acara pertunangan wanita yang dicintainya dengan pria lain.
Melihat Joon-young menyelinap keluar, Hae-in langsung bergegas mengejar namun terlambat, pria yang dicintainya itu telah pergi. Untuk melupakan kesedihannya, Joon-young merenungi nasibnya di pinggir telaga dekat pondok kenangannya bersama Hae-in.
Menurunkan Hae-in didekat rumahnya, diam-diam Gun-woo mengikuti Hae-in yang naik taksi untuk pergi ke suatu tempat. Benar dugaannya, gadis itu menemui sahabat baiknya dan berusaha membujuk pria itu pulang. Betapa marahnya Gun-woo begitu melihat keduanya bersama, dan dengan kasar menarik Hae-in keluar.
Namun, Joon-young juga tidak membiarkan Hae-in pergi begitu saja dan menyebut tidak akan melepas gadis itu bila diperlakukan kasar. Akibatnya, mereka terlibat adu pukul dan hanya berkat Hae-in kejadian yang lebih parah bisa terhindari.
Hae-in hanya bisa menyesali nasibnya yang terjebak diantara cinta dua orang pria, apalagi Joon-
young menanyakan untuk terakhir kalinya apakah gadis itu bahagia bersama Gun-woo. Ia berbohong dengan mengatakan YA, namun hanya didepan Audrey semua isi hatinya dicurahkan.
Meminta Hae-in untuk melupakan semua kejadian diantara dirinya dan Joon-young, Gun-woo semakin tekun bekerja. Hasilnya, sejumlah idenya dinilai cemerlang oleh pimpinan perusahaan sekaligus ayahnya Jun-il sekaligus mengancam posisi kakak iparnya Oh Sang-jin
Menelepon Audrey untuk mengecek keadaan Hae-in, Gun-woo terkejut saat tahu kalau gadis itu tidak pulang sejak semalam. Saat kembali ke rumah sang bibi, dengan jujur Hae-in mengatakan tidak bisa melupakan Joon-young. Ia memutuskan untuk menemui Gun-woo, dan membeberkan bahwa meski sudah berusaha, ia tetap tidak bisa mencintai pria itu.
Sambil duduk di pesisir, Joon-young memberikan sebuah cincin yang sudah disimpannya sejak pergi ne New York untuk mencari Hae-in. Sambil menyematkan cincin tersebut, pemuda itu meminta supaya keadaan keduanya bisa kembali seperti saat mereka belum berpisah, dan menciumnya dengan mesra.
Tidak hanya itu, ia memutuskan pergi ke New York untuk menenangkan diri. Sadar kalau keponakannya tidak akan mengubah keputusan, Audrey mendatangi Joon-young, menjelaskan semuanya, dan memberi surat dari Hae-in. Menyusul ke pondok tempat mereka biasa bersama, mereka akhirnya bertemu di pinggir pantai.
Memutuskan untuk menghabiskan malam itu bersama Joon-young, Hae-in yang ditelepon Audrey memaparkan bahwa setelah beberapa hari ia bakal kembali. Di tempat lain, Gun-woo mengancam Shin-hee untuk tidak lagi membantu Joon-young.
Mendatangi Audrey, Gun-woo berusaha mencari tahu keberadaan Hae-in dan semakin bertambah curiga saat wanita itu dengan gugup mengatakan kalau sang keponakan pergi sendirian. Ia sadar kalau besar kemungkinan Joon-young berada disisi wanita yang dicintainya itu.
Kembali ke tempat kerjanya, Joon-young langsung dicegat Gun-woo dan ditanya seputar keberadaan Hae-in. Bisa ditebak, keduanya langsung terlibat perkelahian karena sahabat sekaligus rivalnya itu menolak buka mulut mengingat perlakuan buruk Gun-woo. Adegan itu terhenti oleh kemunculan Kang-in ayah Gun-woo.
Frustrasi karena tidak juga mampu melacak keberadaan gadis yang dicintainya, Gun-woo meminta tolong pada kakak iparnya Sang-jin, yang kemudian menyuruh anak buahnya Mi-young. Keduanya sendiri memiliki motivasi masing-masing, Sang-jin berencana merebut posisi Kang-in sebagai direktur utama, sementara Mi-young berharap bisa naik pangkat.
Joon-young mulai meneruskan pekerjaannya menulis lagu yang kemudian ditawarkan ke sejumlah eksekutif perusahaan. Meski berulang kali ditolak ia tetap tidak menyerah, baginya yang terpenting adalah bisa hidup bahagia bersama Hae-in.
Namun kebahagiaan mereka tidak bertahan lama, Mi-young yang diutus oleh Sang-jin berhasil melacak keberadaan Hae-in dan melaporkannya. Gun-woo langsung menyusul dan tanpa memperdulikan protes gadis itu, mengunci pintu dan melarikan Hae-in pergi.
Ucapan itu membuat Gun-woo membuka pintu mobilnya, Hae-in langsung berlari dan begitu Joon-young yang mengejar dengan taksi muncul, pria itu langsung dipeluk sambil mengucapkan kata cinta. Kembali ke apartemen, Audrey yang sudah maklum menyambut keduanya dengan tangan terbuka.
Mendengar Joon-young berjanji bakal membahagiakan Hae-in, Audrey tersenyum lega. Saat sampai dirumah, Gun-woo mendapat masalah baru setelah perusahaan ayahnya Kang-in diperiksa pihak berwajib karena diduga melakukan penggelapan pajak. Rupanya, semua itu dikarenakan ulah Sang-jin.
Setelah mengembalikan uang kontrak ke Gun-woo, Joon-young yang tmenemukan apartemenbaru membawa Hae-in ke studio untuk memulai proses rekaman. Gun-woo sendiri akhirnya mengaku pada Shin-hee bahwa meski berat sekali, namun ia telah merelakan sahabat dekatnya Joon-young bersatu kembali dengan Hae-in yang dicintainya.
Akibat berbagai masalah yang menimpanya, Kangin jatuh pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit. Gun-woo begitu terpukul atas kejadian yang menimpa ayahnya itu. Belakangan, Sang-jin terpilih sebagai pengganti sang presiden komisaris, hal ini tentu saja membuat bawahannya Jin-pyo senang karena cita-citanya memegang jabatan tinggi semakin dekat.
Niat Joon-young untuk kembali mengorbitkan Hae-in menjadi penyanyi terkenal kembali dapat hambatan karena pihak studio menolak untuk bekerja sama, ia langsung bisa menebak siapa dalang di balik semua itu : Gun-woo.
Dengan marah ia langsung mendatangi sahabatnya itu, keduanya sempat terlibat adu mulut sebelum Hae-in muncul. Saat berdua, gadis itu berusaha memberi pengertian pada Joon-young mengenai kepedihan yang dirasakan Gun-woo,dan meminta semua masalah itu dilupakan.
Rupanya, orang misterius itu adalah dua sahabat lama Joon-young dan Gun-woo, yang kemudian menjelaskan masalah utama disebabkan oleh perusahaan ayah Gun-woo yang telah dikuasai orang lain. Di tempat lain, diam-diam Sang-jin punya rencana sendiri.
Menyerahkan bukti tersebut pada Hwa-jung, gadis itu memutuskan untuk menelepon Joon-young. Kembali berusaha membuat pemuda itu untuk menyukainya, Hwa-jung harus menelan pil pahit ketika Joon-young menasehatinya untuk tidak berbuat bodoh.
Begitu mendapat benda yang diinginkan, Joon-young mendatangi Gun-woo dan memberikan bukti-bukti penyelewengan yang dilakukan kakak iparnya. Begitu semua dibeberkan, bukannya sadar Sang-jin malah menyuruh bawahannya Mi-ho untuk menghabisi Gun-woo.
Secara kebetulan, Joon-young sedang berada di tempat yang sama dan melihat dengan mata-kepala sendiri sahabatnya dikeroyok beberapa orang. Tampil bahu-membahu, pertarungan mereka dihentikan oleh bunyi sirene polisi. Berkah dari kejadian tersebut, keduanya kembali bersahabat.
Semula berniat membeberkan kebobrokan kakak iparnya itu kepada Soo-ji, ia langsung mengurungkan niatnya mendengar sang kakak ternyata hamil. Di luar rumah sakit, ia langsung melabrak sang kakak ipar, yang berlutut dan mengatakan bahwa ia bersedia meninggalkan perusahaan asal kejahatannya tidak dibeberkan.
Namun semua itu ternyata hanya sandiwara, Sang-jin telah mempersiapkan segala sesuatunya termasuk menyuruh sang bawahan Mi-ho untuk melakukan rencana terakhir. Siapa sangka, sang bawahan berkhianat dan menyerahkan bukti-bukti kuat kepada Gun-wo, yang langsung mengambil tindakan ekstrim
Setelah semua kembali normal, Hae-in sempat kebingungan melihat perubahan sikap Joon-young yang mendadak begitu sibuk bekerja. Ia hanya bisa pasrah ketika pria yang dicintainya itu memintanya untuk menunggu di kamar yang telah disiapkan.
Namun saat sampai didalam, ternyata begitu banyak kejutan telah menanti. Namun yang membuat Hae-i tidak kuasa menahan tetes air mata adalah ketika mendengar rekaman suara Joon-young yang meminta gadis itu sebagai istrinya. Mengenakan gaun yang telah disiapkan, Hae-in langsung berlari keluar dan memeluk Joon-young yang telah menunggu.
Sang-jin rupanya masih belum kapok, ia kembali mempunyai rencana buruk namun saat sampai dirumah, ia kaget mendengar penuturan istrinya yang menyebut kalau Gun-woo bakal mundur dari perusahaan sehingga otomatis ia akan berkuasa lagi. Ia langsung menelepon Mi-ho yang telah diberi tugas menghabisi Gun-woo, namun telepon itu tidak juga diangkat.
Langsung mendatangi tempat Gun-woo, Mi-ho mengeluarkan pistol dan menembak pria itu. Namun Joon-young langsung menghalangi sehingga tembakan itu mengenai tubuhnya. Luka tersebut berakibat fatal, dokter di rumah sakit menyatakan tidak mampu menyelamatkan nyawa Joon-young.
Melihat Gun-woo berada didepannya, dengan suara lemah pria itu meminta untuk dibawa menyaksikan penampilan Hae-in. Dengan bantuan sahabatnya itu, ia dipapah ke tempat knser yang diselenggarakan di tempat terbuka. Meregang nyawa, Joon-young bergumam supaya Hae-in bisa tetap bahagia meski dirinya sudah tiada sebelum kemudian menghembuskan napas terakhir.
Beberapa tahun kemudian, Hae-in yang tidak bisa melupakan sang suami membawa seorang bocah pria ke pondok tempatnya dulu menghabiskan waktu bersama Joon-young. Bocah itu adalah putranya yang juga gemar memainkan gitar, dan bercita-cita suatu hari bisa menjadi pencipta lagu seperti ayahnya.
source:indosiar.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar